Wednesday, June 15, 2016

KENAPA MESTI AHOK?




Partai hanura dan golkar dan nasdem memberikan dukungannya pada ahok utk maju pada pilkada gubernur dki jakarta 2017.
Entah apa yg menjadi pertimbangan kedua partai tsb utk mengusung ahok sebagai calon gubernur dki jakarta.
Mengapa meraka tidak memilih dari kader mereka sendiri?
Ataukah mungkin karena mereka –partai golkar khususnya yg kemarin sempat mengalami kisruh intern – tidak sempat utk menyiapkan kadernya utk maju menjadi pemimpin?

Apa sih hebatnya ahok?
Apa karena dia berani tegas?
Tegas?
Apa karena dia berani memberantas korupsi?
???

Tentunya partai yg mendukung ahok maju ke pilkada dki tidak sesederhana itu ya memilihnya utk menjadi cagub dki.
Pastilah ada pertimbangan pertimbangan lain yg menyangut kepentingan partai, kepentingan ini itu dan lain sebagainya.

Akan tetapi,
Apa mereka lupa bahwa sebagian besar pendukung partai mereka adalah orang islam?
Bukankah waktu kampanye kampanye pemilu kemarin para juru kampanye partai golkar dan juga partai hanura dan juga partai nasdem ada yg berbusana muslim, ber-assalamu’alaikum dan mendatangi kiyai kiyai dan pesantren utk meminta dukungan?

Lha terus sekarang kok mereka malah mau milih orang non muslim utk menjadi pemimpin di dki, di kota yg mayoritas penduduknya islam.

Terus bagaimana pertanggung jawaban mereka ke para pemilih mereka di pemilu kemarin yg tentunya ada sebagian besar mereka yg tidak setuju utk menjadikan non muslim menjadi pemimpin?

Itulah politik

Saya bukan warga jakarta dan tidak ber ka te pe jakarta.
Tentunya saya tidak punya hak utk ikutan ngeributin masalah pemimpin di jakarta.

Akan tetapi sebagai seorang muslim, tentunya saya mempunyai kewajiban utk mengingatkan bahwa memilih pemimpin itu harus yg muslim bukan yg non muslim, apalagi utk daerah yg mayoritas muslim.
Itu adalah kewajiban setiap muslim utk saling mengingatkan.

Jangan pilih pemimpin non muslim


About Me

My photo
Saya lahir di kota suci di jalur pantura, kota kretek, kota Kudus. Lahir dan besar disana, kemudian menuntut ilmu di malang dan kemudian numpang tinggal di Depok, kota pinggiran Jakarta, dan mencari nafkah di Depok dan Jakarta ibukota Indonesia